CINTA TUHAN DI TEMPAT MATAHARI TERBIT (2)Tariqat-Qadariah-Naqsyabandiah di Suryalaya(Budy Munawar Rahman & AA Ismail)
Perkembangan tasauf dan tarekat di Indonesia tidak dapat dilepaskan daripesantren. Keduanya bagaikan ikan dengan air. Tetapi tidak semua pesantrenmenjadi pusat pengembangan tarekat. Di Jawa, hanya ada empat pesantren yangtergolong sebagai pusat perkembangan tarekat, satu diantaranya PP Suryalaya,yang artinya "tempat matahari terbit". Sebuah pesantren di Kampung Godebag,Tasikmalaya, Jawa Barat, yang sudah berumur lebih dari 90 th.Pesantren yang didirikan oleh Syeh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad,bergelar Mbah Sepuh, sejak berdiri memang diarahkan menjadi pusatpengembangan Tariqat Qadiriah dan Naqsyabandiah. Dua buah tarekat ini padapenghujung abad XX banyak diamalkan di Turki, Pakistan, Malaysia danIndonesia. Keduanya adalah tarekat mu'tabarah, yakni tarekat yang diakuikebenarannya bersumber dari Quran dan Hadis.Kata "tarekat" berasal dari bahasa Al-Quran, "thariqah", yang berarti jalan,cara, metode. Ynag dimaksud di sini adalah metode/jalan mendekatkan dirikepada Allah- taqarub ila Allah -- berupa amalan yang ditentukan dandicontohkan Rasulullah saw dan dikerjakan oleh para sahabat dan tabiin, danditurunkan secara turun temurun sampai pada guru-guru tarikat. Transmisirohaniah guru tarekat kepada guru yang lebih muda disebut "silsilahtarekat". Sedangkan guru tarekat disebut "mursyid" yaitu orang yang mendapatamanat untuk membimbing murid-murid dalam mendekatkan diri kepada Allah,setelah mendapat ijazah atau "hirqah shufiah".Tarekat adalah "the inner and asetoric dimension of Islam", suatu istilahyang berpadanan dengan perkataan "al-bawathin" dalam literatur tasauf bahasaArab. Istilah ini sering dpertentangkan dengan "al-syari'ah" yang merupakandimensi luar ajaran Islam, yang sering disebut "al-zhawahir". kedua istilahini berarti jalan. namun thariqah berarti jalan kecil, sedang syari'ahberarti jalan besar. Dua jalan ini harus dilalui dengan baik, denganmengamalkan keduanya secara seimbang agar ibadah benar-benar paripurna,lahir dan batin.Di PP Suryalaya, sejak masa Abah Sepuh hingga masa Abah Anom -- panggilanakrab KHA Shahibullah Wafa Tajul Arifin, sesepuh pesantren -- sejal tahun1956 sampai sekarang yangmenjadi amalan utama adalah dzikrullah: yaitudzikir kepada Allah dengan mengucapkan "laa ilaaha illallah", setiapsembahyang minimal 165 kali. Namun diluar waktu sembahyangwajib pun tidakdilarangm bahkan dianjurkan, terutama bagi mereka yang sedang mabuk, atauhilang ingatan karena kecanduan narkotika. Dzikir yang satu ini disebut"dzikr jahr", yakni dzikr yang diucapkan dengan suara keras. Sebaliknyaadalah "dzikr khafi", yaitu dzikr yang cukup diingat dalm hati.Tarekat dzikir pertama (dzikir jahr) lazim deisebut tarekat Qadiriah,sedangkan tarekat yang kedua (dzikir khafi) terkenal dengan TarekatNaqsyabandiah. Tarekat pertama dinisbahkan kepada seorang mursyid abad 12 M,Syekh Abdul Qadir Jailani (w.1166 M), yang berada disilsilah no 19 dalamTarekat Qadiriah, setelah Imam Musa al-Kazhim, Ja'far as-Shadiq, Muhammadal-Baqir, Zainal Abidin, Husain b Ali, Ali b Abi Thalib. Sementara yangmenduduki peringkat pertama adalah Rasulullah saw. sendiri. Nama-namamursyid tersebut hampir semuanya berasal dari ahl bait.Sebenarnya bukan Syekh Abdul Qadir Jailani yang meberi nama tarekat dzikirini dengan namanya sendiri, tetapi seorang murid beliau yang paling dekat,bahakn kemudian menjadi mursyid tarekat ini, yaitu Syekh Abdul Aziz ,mursyid Qadiriah ke 20.Nama tarekat ini tampaknya tidak begitu dipersoalkan oelh pihak pondok. yangdipentingkan adalah amalan yang konseisten. Satu hal yang perlu dicatatadalah bahwa tarekat ini sejak masa Syekh Abdul Aziz sampai masa KHAShahibul Wafa Tajul Arifin yang merupakan mursyid ke 37, tidak akan digantinama lain. Nama Qadiriah akan terus diabadikan, sebagai penghormatanmurid-murid tarekat ini kepada A. Qadir Jailani -- seorang yang dapat gelarsulthan al-awliya, raja para kekasih Allah.Adapun dzikir khafi mengacu pada pengamalan tarekat Naqsyabandiah, yaitutarekat yang dinisbahkan kepada Syekh Muhammad Buhauddin naqsyabandial-Uwaisi al-Bukhari (1296-1370 M) dari Bukhara, Soviet (dulu)Di Suryalaya kedua tarekat ini dipadukan secara harmonis mejadi satu amalanyang serasi, yaitu pengamalan dzikir jahr (tarekat Qadiriah) dan pengamalandzikr khafi (tarekat Naqsyabandiah). Tujuan kedua pengamalan mencakupdalamsebaris doa yang selalu diucapkan oelh ikhwan (anggota persaudaran tarekat)Suryalaya, yang berbunyi, "ilahi anta maqshudi wa ridhaka mathlubi a'thinimahabbataka wa ma'rifataka" ( Ya Tuhanku, hanya Engkau-lah yang kumaksud,dan keridhaan-Mu yang kucari. berilah kemampuan untuk bisa mencintai-Mu danma'rifat kepadamu).(Jurnal Ulumul Quran, vol.2, 1991)
No comments:
Post a Comment